GhostHost

Doing what it takes… to make good impression!

Tuesday, January 24, 2006

Yuni Shara: Playboy Boleh Terbit Tapi Ada Syarat

Kapanlagi.com - Ada opini yang menggelitik dari penyanyi cantik, Yuni Shara soal kontroversi majalah Playboy yang saat ini tengah hangat-hangatnya dibahas berbagai kalangan itu. Menurut kakak kandung penyanyi Krisdayanti ini, jika Playboy ingin terbit di Indonesia maka majalah orang dewasa itu harus mengikuti budaya ke timuran yang dianut bangsa ini.

"Kalau memang benar majalah Playboy itu mau terbit di Indonesia, agar aman dan tak jadi kontroversi yang berkepanjangan, maka para model yang ditampilkan dalam majalah itu seharusnya pakai kebaya dan kain saja biar tidak diseruduk UU Pornografi nantinya," ujar perempuan pemilik wajah mungil sembari tertawa, saat dijumpai di studio musikus kondang Erwin Gutawa bilangan jalan P Antasari Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Strategi itu menurutnya, terpaksa harus diambil, lantaran imej yang tertanam dalam benak pembaca itu, majalah Playboy adalah majalah porno. Dengan begitu, lanjut Yuni, maka Playboy Indonesia berarti berani tampil beda dibandingkan di negeri Paman Sam.

Yuni sendiri mengaku, sama sekali tidak respect dengan kehadiran majalah yang punya lambang kelinci tersebut. Pasalnya, majalah itu bisa berdampak langsung terhadap nilai-nilai ketimuran kita. Menurutnya, tanpa ada majalah Playboy, di negeri ini saja sudah banyak model yang kalau hanya jalan-jalan suka tampil dengan busana yang transparan tak sesuai dengan tempat dan acaranya, apalagi kalau ada? katanya.

"Makanya saya sama sekali nggak antusias dengan kehadiran majalah itu, kalau sebagian orang mengatakan bahwa itu adalah salah satu bagian dari upaya mengangkat bangsa ini ke kancah internasional bukan dari situ. Banyak hal lain yang bisa lebih dikedepankan seperti prestasi sekolah dan kesehatan," katanya.

Kendati begitu, ibunda Shelo ini mengatakan, tak adil rasanya jika saat ini hanya majalah Playboy saja yang disudutkan. Sementara banyak majalah-majalah dan tabloid-tabloid lainnya yang mengumbar aurat di covernya.

"Nggak pantas juga kan kalau kita menghakimi untuk sesuatu yang belum jelas konsep dan bentuknya. Makanya sekarang ini, yang sangat diperlukan Indonesia adalah UU yang mengatur mengenai batasan pornografi dan pornoaksi di Indonesia," katanya. (kl/kkn/dar)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home